NU Melesat Karena Dipandang Sebelah Mata

Saya suka heran dan membatin (tapi bukan aliran kebatinan), orang-orang pesantren (baca: NU) paling sering dianggap serba ketinggalan namun sekali muncul langsung tak terkejar.

Taruhlah awal-awal YouTube yang kebanyakan dari pendakwah di luar Nahdliyyin. Ada nyinyiran mana dari NU? Tiba-tiba ada sosok yang tidak punya tim dakwah langsung meroket jauh tak terkejar, Gus Baha'.

Ada lagi munculnya da'i-da'i milenial yang digandrungi semua kalangan. Dulu yang dipuja-puja adalah ustaz-ustaz hijrah. Tiba-tiba muncul dari pesisir Jawa bagian selatan, Gus Iqdam. 

Kita masuk dulu ke mesin waktu untuk kembali ke masa 10 tahun lalu. Rating website kebanyakan dari firqah-firqah sebelah. NU pun dipertanyakan di mana hadirnya? Perlahan kemunculan NU Online hingga sekarang menjadi yang tertinggi dari lainnya.

Sekarang di aplikasi NU online semua serba ada, menu berita keislaman, aktivitas NU di berbagai daerah, ngimami Tahlil tinggal buka, jadi Khotib dadakan langsung klik, ada keluarga wafat seketika bisa menghitung warisan, calon mertua menghendaki pernikahan dimajukan di bulan Rajab langsung tahu hari dan bulan Masehinya. Dan kemudahan lainnya.

Tolong akhi-akhi dan ukhti-ukhti makin banyak mengkritik NU agar NU bisa terus bermanfaat untuk umat dan bangsa. Karena memang sejarah berdirinya NU sebab ada kompetitor dakwah

Sumber: FB (KH) Ma'ruf Khozin